Sensazione
Penghalusan
Panca Indra secara Terus-Menerus, Terutama Penglihatan, sebagai Sarana untuk
Menghidupkan Pengalaman.
-Leonardo Da Vinci
Pendahuluan
Dalam era perdagangan bebas (AFTA)
saat ini yang penuh dengan ketidakpastian dan persaingan yang semakin
kompetitif, menuntut suatu bank sebagai sebuah lembaga keuangan yang berfungsi
sebagai lembaga perantara (Intermediary
Institution) antara penanam modal/investor/nasabah dengan penerima
kredit/obligor/kreditur, untuk meningkatkan kualitas dalam hal jasa pelayanan
nasabah (Consumer Banking Services).
Interaksi antara kedua belah pihak (nasabah dan kreditur) menghasilkan suatu synergy yang saling menguntungkan (win-win solution) dan memberikan nilai
tambah (added value) kepada bank yang
bersangkutan.
Bank Marketing
Faktor terpenting yang mempengaruhi
aktivitas jasa pelayanan nasabah adalah aspek pemasaran, atau yang lebih
dikenal sebagai Bank Marketing. Dalam
mengkaji pasar perbankan, masalah kebutuhan nasabah merupakan masalah utama (Customer is #1). Kebutuhan nasabah
biasanya dikenal melalui survey/penelitian. Dengan mengadakan
pengelompokan (grouping) nasabah,
kebutuhan (needs) jenis produk
perbankan dapat ditentukan. Di lain pihak, lazimnya bank akan berusaha
mengenali pula karakteristik pasar/industri yang ada. Hal ini dilakukan sebagai
salah satu syarat dalam pengambilan keputusan (management) untuk penjualan produk perbankan dan pemberian kredit. Karakteristik pasar perbankan dapat
dikelompokan menjadi 4 bagian :
1. Karakteristik Pasar
2. Karakteristik Pelayanan
3. Karakteristik Persaingan
4. Karakteristik Pelayanan
Selain
itu, aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam pemasaran adalah daya tarik
pasar, yang terdiri dari :
1. Luas Pasar
2. Pertumbuhan pasar masa lampau dan proyeksinya (Past to Present
Growth)
3. Jumlah Pesaing
4. Konsentrasi Pesaing
5. Profitabilitas pasar serta trend
terkini
6. Tingkat Diferensiasi produk
7. Tingkat Intensitas Modal
8. Kekuatan Relatif Nasabah
Salah satu implementasi dalam
kegiatan pemasaran perbankan adalah peningkatan kualitas produk perbankan serta
pengembangannya. Produk perbankan merupakan hasil kegiatan operasional bank dan
berkaitan erat dengan pengelolaan portofolio bank. Manajemen portofolio
meliputi 5 prinsip :
1.
Tingkat Pendapatan (Rate of Return)
Produk yang
dihasilkan bertujuan untuk
memperoleh pendapatan
optimal dan cukup menghasilkan laba
usaha.
2.
Resiko
Berbagai macam
produk yang dihasilkan
bank, masing - masing
mengandung resiko. Karena itu, dalam
mengembangkan suatu produk,
faktor resiko akan sangat
menentukan.
3.
Diversifikasi
Diversifikasi produk sangat besar
peranannya untuk mengurangi resiko
. karena itu, diversifikasi sangat
penting artinya dalam
pengelolaan
portofolio atau
produk. Dengan berbagai macam
jenis pinjaman yang
diberikan oleh
bank dan mencakup
berbagai sektor kegiatan usaha,
maka
resiko kemacetan kredit
yang mungkin pada beberapa sektor
ekonomi (karena
perkembangan yang kurang
menguntungkan pada
sektor - sektor tersebut) tidak meliputi sebagian besar
jumlah pinjaman
yang diberikan.
4. Hedging
Berbagai upaya untuk melindungi atau
mencegah timbulnya keadaan
yang tidak diinginkan dalam
mengadakan pelayanan merupakan salah
satu faktor yang perlu dilakukan
dalam operasional bank.
5. Leveraging
Leveraging terjadi
karena peningkatan biaya tetap (fixed cost) suatu
bank
bersifat sebagai lever
(pengungkit) karena terjadinya perubahan
dalam hasil (revenue), dapat
mengakibatkan perubahan pendapatan
bersih (net
income). Ada 2
cara untuk meningkatkan
biaya tetap
sebagai proporsi
dari biaya totalnya.
Cara pertama adalah apa yang
disebut dengan
Financial Leverage
atau Capital Structure Leverage,
dimana bank melalui suatu pinjaman
dana membiayai portofolio asset-
nya. Cara kedua lazimnya disebut
dengan Operating Leverage, dimana
suatu bank meningkatkan proporsi
tetapnya dalam seluruh produknya.
Pada dasarnya jenis produk perbankan
yang pokok adalah deposito (dalam arti jenis berbagai macam jenis simpanan) dan
pinjaman (kredit). Melalui proses diversifikasi produk perbankan tersegmentasi (break down) ke dalam berbagai macam
jenis produk perbankan yang sesuai dengan kebijakan intern masing-masing bank.
Hal ini berfungsi sebagai penambah daya tarik terhadap produk perbankan. Hal
yang bersifat umum dan sering kita amati dari previllage/feature produk perbankan adalah suku bunga bersaing,
biaya pajak murah, tingkat resiko rendah, dan hadiah.
Penentuan harga dari jenis produk
perbankan merupakan masalah yang cukup krusial. Hal ini dapat dipahami karena
erat kaitannya dengan pendapatan bank. Penentuan harga dapat berupa penentuan
bunga, baik bunga kredit maupun dana, fee,
komisi, diskonto, biaya-biaya administrasi lainnya. Dalam penentuan suku bunga
kredit terhadap nasabah, terdapat beberapa cara :
1. Cost plus Pricing
Cara
ini didasarkan atas
penambahan biaya dana (Cost
of Funds)
dengan sejumlah laba tertentu.
2. Marginal Pricing
Dalam hal
ini suku bunga kredit ditetapkan atas dasar marginal
cost,
dapat diartikan
sebagai direct cost, yaitu biaya
bunga dana yang
dibayarkan kepada nasabah yang
bersangkutan.
3. Non Costing Pricing
Dalam non costing pricing, bank menentukan suku bunga bedasarkan
atas bunga yang berlaku dipasar.
4. Penetration Pricing
Penentuan/determinan suku
bunga dengan trik penentration
pricing
dimaksudkan agar
dapat dominan dalam
lingkungan suatu pasar.
Tingkat suku
bunga dapat ditetapkan dibawah
suku bunga di pasaran
(marginal
cost) atau mungkin SBI.
5. Skimming pricing
Kebalikan dari petration pricing, maka
pada skimming pricing, bank
menetapkan suku bunga lebih tinggi dari bunga pasar
dengan maksud
untuk memberi
kesan bahwa bank
yang bersangkutan adalah bank
yang cukup salid dan memberi
pelayanan yang cukup memuaskan.
Dalam hal penentuan harga, banyak
faktor yang berpengaruh dan perlu mendapat pertimbangan. Faktor kesan/citra (image) terhadap suatu bank dapat
menentukan produk atau pelayanan yang memperoleh harga tinggi atau rendah.
Suatu jasa perbankan bisa dikatakan bernilai harga tinggi atau rendah.
Dalam penetapan bunga, lazimnya
suatu bank menentukan bunga dasar (prime
rate). Bunga dasar dapat dihitung dari biaya dana (Cost of Funds) ditambah biaya overhead. Biaya dana dihitung atas
dasar dana yang dapat dikreditkan (Loanable
Funds), sehingga bunga dana bisa dikatakan sebagai Cost of Loanable Funds. Bunga dasar dianggap sebagai indikator
untuk menetapkan suku bunga kredit, juga sebagai tingkat suku bunga kredit
minimum yang dihitung bedasarkan struktur biaya suatu bank. Secara umum/garis
besar (generalisasi) bisa dikatakan perbandingan/ratio antara total revenue dengan total cost
merupakan harga relatif dari semua produk perbankan.
Preferensi Nasabah
Jika peningkatan kualitas suatu
produk perbankan serta pengembangannya mencapai tujuan (sukses), langkah/step berikutnya adalah
mengamati/meneliti prilaku/preferensi nasabah terhadap produk perbankan yang
ditawarkan. 4 asumsi dasar mengenai preferensi nasabah dapat kita ilustrasikan/
model dari perspektif nasabah terhadap produk perbankan A dengan produk
perbankan lainnya. Asumsi ini berlaku umum dalam berbagai situasi :
1.
Asumsi Kelengkapan
Preferensi adalah
lengkap, yang berarti
bahwa nasabah dapat
membandingkan dan
menilai semua produk perbankan.
Dengan kata
lain, untuk setiap 2 produk perbankan A dan B,
seorang nasabah akan
lebih suka
A daripada B, lebih
suka B daripada
A, atau tidak acuh
terhadap kedua-duanya (indiffrerence).
2.
Asumsi Konsistensi
Preferensi adalah
transitif. Transitivitas
berarti jika seorang nasabah
lebih suka
produk perbankan A daripada B, dan lebih suka B daripada
C, maka nasabah lebih suka A
daripada C
3.
Asumsi Tanpa Kepuasan
Semua produk
perbankan adalah keinginan/want’s, sehingga dengan
mengesampingkan biaya-biaya, nasabah
selalu ingin lebih
banyak
dengan
setiap produk daripada lebih sedikit.
4.
Asumsi Konveksitas (Bentuk Cekung)
Nasabah memang
tidak memiliki produk
perbankan karena mungkin
memang tidak perlu.
Setiap nasabah menghadapi pilihan
untung rugi (trade-off) bila memilih
antara 2 produk perbankan atau lebih, dan kurva ketidakacuhan dapat membantu
menjernihkan pilihan untung rugi tersebut. Kurva ketidakacuhan pada gambar 1 mengilustrasikan hal ini.
Dengan mulai pada produk perbankan A bergerak ke paket pasar B, terlihat bahwa
nasabah bersedia menyerahkan 6 unit produk A untuk memperoleh 1 unit produk B
ekstra. Namun, bergerak dari B ke D, nasabah bersedia menyerahkan 4 unit produk
A untuk memperoleh 1 unit produk ekstra, dan sambil bergerak dari D ke E, nasabah
akan menyerahkan 2 unit produk A untuk 1 unit produk B. Semakin banyak Produk A
dan semakin sedikit produk B yang dimiliki nasabah, semakin banyak produk A
yang dikorbankan untuk memperoleh lebih banyak lebih banyak produk B.
Sebaliknya, semakin banyak produk B yang dimiliki nasabah, semakin sedikit
produk A yang disetor/transfer untuk memperoleh lebih banyak produk B. Proses
pemilihan /seleksi untung-rugi, dapat kita amati dalam manajemen portofolio
dalam bentuk tabel 1quantity
indifference.
Produk B/unit |
Produk A/unit |
Kombinasi |
1
|
16
|
A
|
2
|
10
|
B
|
3
|
6
|
D
|
4
|
4
|
E
|
5
|
2
|
G
|
Tabel 1. Schedule
Indifference
Bentuk
kurva ketidakacuhan dapat mensiratkan berbagai tingkat kesediaan untuk
menggantikan suatu produk perbankan dengan bentuk lainnya. Dalam istilah
perbankan, dikenal sebagai tingkat diferensiasi produk perbankan. Kurva
ketidakacuhan juga menggambarkan preferensi nasabah untuk berbagai kombinasi
produk perbankan. Preferensi tidak menjelaskan keseluruhan prilaku nasabah.
Berbagai pilihan nasabah juga dipengaruhi oleh kendala anggaran, atau yang
lebih dikenal dalam istilah perbankan sebagai saldo minimum yang membatasi
kemampuan nasabah untuk memiliki dalam batas harga-harga yang harus
disetorkan/transfer untuk berbagai macam produk perbankan.
Dari persamaan garis lurus, terlihat
bahwa perubahan dalam pinjaman/loan mengubah perpotongan vertikal garis
anggaran, tetapi tidak mengubah permukaan garis (karena harga kedua produk
tidak berubah). Gambar 2 menunjukkan bahwa jika pinjaman digandakan
(dari $80 ke $160), maka garis anggaran pinjaman bergeser ke luar (dari garis
anggaran L1 ke garis anggaran L2). Jika nasabah
mengiginkan, dapat menggandakan kepemilikan untuk produk A maupun produk B.
Demikian pula, apabila pinjaman dipotong menjadi setengah ($80 menjadi $40),
maka garis anggaran bergeser ke dalam dari L1 ke L3.
Secara notatif, keterbatasan/kendala
anggaran (budget contraint) adalah jumlah pinjaman yang tersedia bagi
seorang nasabah selama periode tertentu serta harga-harga yang harus dibayarkan
nasabah untuk memperoleh berbagai macam produk perbankan. Faktor penentu dari
daya beli (purchasing power), atau yang lebih dikenal dalam istilah
perbankan sebagai daya tarik nasabah, yakni kemampuan untuk membeli produk
perbankan. Daya tarik tidak hanya ditentukan oleh pinjaman, tetapi juga oleh
harga-harga.
Dengan diketahuinya preferensi dan
kendala anggaran, dapat menentukan bagaimana nasabah perorangan memilih barapa
banyak dari setiap produk yang akan dimiliki. Suatu asumsi bahwa nasabah
membuat pilihan dengan cara yang rasional, bahwa tujuan pemilihan produk untuk
memaksimalkan kepuasannya yang dapat dicapai, dengan tersedianya anggaran yang
terbatas. Paket produk yang maksimal harus memenuhi 2 syarat : Pertama, Kurva harus berada pada garis
anggaran. Kedua, memberikan kepada nasabah kombinasi yang paling disukai dari
produk A dan produk B.Kedua syarat ini mengurangi masalah pemaksimalan kepuasan
konsumen dengan memilih titik yang cocok pada garis anggaran.
Nasabah memaksimalkan kepuasannya
dengan memilih paket produk A. Pada titik ini garis anggaran dan kurva
ketidakacuhan U2 bersentuhan, dan tidak ada tingkatan kepuasan lebih tinggi
yang dapat dicapai (misalnya, dengan paket produk D). Pada A, sebagai titik
maksimum, maka tingkat subtitusi marginal (MRS) antara 2 produk sama dengan
perbandingan harga. Namun pada B, MRS(-(-10/10)=1) > perbandingan harga
(1/2), sehingga kepuasan tidak maksimal. Definisi dari tingkat subtitusi
marginal adalah jumlah unit produk B yang harus dikorbankan atau dilepas demi
memperoleh tambahan 1 unit produk A, tanpa mengubah tingkat nasabah. Perlu
dikemukakan disini bahwa proses pemaksimalan/optimalisasi berlaku untuk proses
pembuat keputusan (Decision Maker) agen ekonomi secara individual
(nasabah perorangan). Selanjutnya, kita menghadapi banyak individu (Corporate)
yang saling berinteraksi di pasar. Di sana kita akan menemukan proses
pencapaian ekuilibrium yang berlangsung secara umum. Ekuilibrium adalah sesuatu
yang lebih mengacu pada konteks pembuat keputusan oleh pasar secara
keseluruhan. Ekuilibrium didefinisikan secara singkat sebagai situasi dimana
berbagai kekuatan berfungsi sebagai sebuah sistem (biasanya berupa sebuah pasar
atau sistem penawaran & permintaan) sehingga menghadirkan kondisi
keseimbangan yang cenderung menetap/konstan (tidak berubah).
Pembahasan/pengkajian telah kita
lakukan secara teoritis dalam ruang lingkup ekonomi mikro. Selanjutnya, secara
empirik/realitas dalam dunia nyata/kehidupan sehari-hari tentang pasar produk
dan prilaku nasabah. Pasar produk terdiri dari semua individu (nasabah) dan
kelembagaan yang melakukan transaksi untuk memiliki produk perbankan.
Pada tahap permulaan, pihak
perbankan dapat memperoleh suatu pengertian yang jelas mengenai nasabah,
melalui pengalaman sehari-hari pada saat menawarkan produk perbankan kepada
nasabah. Tahap selanjutnya, pihak perbankan terfokus pada kegiatan penelitian
nasabah. Dengan mengeluarkan anggaran biaya yang cukup besar sebagai pendanaan
untuk penelitian nasabah dalam upaya mempelajari: Siapakah nasabah itu ?
Bagaimana nasabah melakukan transaksi ? Kapan nasabah melakukan transaksi ?
Titik tolak dari semua pertanyaan diatas adalah model rangsangan-jawaban (stimulus-respons).
Tugas dari Bank marketer adalah memahami apa yang terjadi dalam kotak
hitam (Black Box) nasabah, diantara rangsangan dan jawaban. Kotak hitam
nasabah mengandung 2 komponen; pertama, karakteristik nasabah yang mempunyai
pengaruh utama (Core Influence), bagaimana respon nasabah terhadap rangsangan
tersebut. Kedua, proses keputusan pembeli yang mempengaruhi hasil keputusan.
4 Asumsi Dasar mengenai preferensi
nasabah, dapat dikatakan sebagai pengelompokan/segmentasi nasabah. Bank marketer
mengidentifikasi kelompok referensi dari para nasabah yang menjadi
target/sasaran mereka. Seorang nasabah dipengaruhi oleh kelompok referensinya
melalui 3 cara :
1. Kelompok referensi
menghadapkan seseorang pada prilaku dan gaya hidup.
2. Kelompok referensi
mempengaruhi sikap dan gambaran diri nasabah karena secara normal setiap
individu menginginkan untuk “menyesuikan diri”/adaptasi.
3. Kelompok referensi menciptakan
suasana untuk penyesuaian yang dapat mempengaruhi pilihan nasabah terhadap
suatu produk perbankan.
Keadaan
ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan produk, seperti yang
telah kita uraikan sebelumnya. Keadaan ekonomi terdiri dari asset/liability
yang dapat kita investasikan, kemampuan meminjam/loan, dan sikapnya
terhadap income versus outcome(cashflow). Jika
indikator-indikator ekonomi menunjukkan resesi, maka marketer dapat
mengambil langkah-langkah untuk merancang kembali (reenginering),
menentukan kembali karakteristik yang menonjol, menetapkan kembali harga produk
perbankan sehingga mereka tetap mampu menarik para nasabah/investor.
Pembangunan
Brand Image
Prilaku dan gaya hidup menimbulkan
peranan dan status. Setiap peranan akan mempengaruhi prilaku nasabah yang
membawa sebuah status yang mencerminkan suatu penghargaan yang diterima.
Nasabah sering memilih produk perbankan untuk menyatakan peranan dan status
yang berpotensi sebagai simbol status, atau dalam istilah marketing
lebih dikenal dengan Brand Image.
Secara individual (nasabah
perorangan), marketer mempergunakan konsep diri/citra diri/image.
Marketer perlu berusaha untuk mengembangkan citra produk yang serasi/compatible
dengan citra diri pasar sasaran/target market. Pilihan nasabah juga
dipengaruhi oleh 4 faktor psikologis utama :
1. Motivasi
Teori
motivasi mengandung 2 implikasi. Pertama, para marketer harus melakukan
tindakan preventif terhadap kelemahan/kegagalan dalam jasa pelayanan nasabah (customer
service). Kedua, pihak product development perlu mengenal secara
cermat faktor-faktor utama yang memuaskan atau mendorong prilaku nasabah dalam
pasar produk perbankan (retail/money market) dan memastikan sebagai
masukan/input faktor tersebut dalam usaha pemasaran produk perbankan.
2. Persepsi
Nasabah
yang termotivasi, siap untuk melakukan suatu interaksi/do it. Nasabah melakukan
sesuatu, dipengaruhi oleh persepsi terhadap situasi/kondisi yang dihadapinya.
Persepsi dapat berbeda untuk setiap nasabah , tergantung pengindraan yang
diterima oleh alat indra: Penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan
perasaan plus intuisi/6th sense. Penglihatan berfungsi untuk
memilih, pendengaran berfungsi untuk mengorganisasi, penciuman dan perabaan
berfungsi untuk menciptakan symbol status/image, dan intuisi berfungsi
untuk memprediksi/forecast dari berbagai symbol status yang bermakna
tentang dunia.
3. Belajar
Nasabah
menanggapi sejumlah besar rangsangan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat
dikatakan sebagai proses pembelajaran. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi
proses seleksi/prioritas dari setiap rangsangan yang direspon. Penerimaan
informasi terpilih menuntut marketer untuk bekerja keras agar memikat
perhatian konsumen (daya tarik), perubahan makna secara selektif (selective distortion) menggambarkan
kecendrungan nasabah untuk mengartikan/menganalisa/mengejawantahkan informasi
sesuai dengan pengertiannya sendiri (skeptis). Nasabah cenderung untuk
mengingat kembali secara selektif (selective retention)/flash back
informasi yang mendukung sikap dan kepercayaannya.
4. Kepercayaan (trust) dan
sikap (attitude)
Melalui
proses pembelajaran, nasabah memperoleh kepercayaan dan sikap kehati-hatian (prudential).
Suatu kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh individu
tentang sesuatu, kepercayaan mengandung unsur perasaan. Kepercayaan membentuk
citra produk (Product Image). Sikap menggambarkan penilaian
kognitif yang baik atau buruk, perasaan
emosional, kecendrungan melakukan yang bertahan selama periode tertentu
terhadap beberapa obyek atau gagasan.
Gambar
4 merupakan
diagram alur tentang preferensi nasabah terhadap suatu produk perbankan.
Dimulai dengan preferensi nasabah tentang suatu produk sampai dengan keputusan
nasabah akan melakukan transaksi pembelian
produk perbankan atau tidak.
Berdasarkan kajian terhadap laporan
nasabah secara umum tentang proses transaksi beli. Model tahapan dari proses
transaksi telah di konseptualisasi oleh para peneliti prilaku nasabah. 5
Tahapan yang dilalui oleh nasabah adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah
Marketer perlu mengenal berbagai hal
yang dapat mengerakkan kebutuhan/needs
atau minat nasabah.
2. Pencarian/InQuery
Informasi
Jika
keinginan/wants nasabah kuat, dan obyek yang dapat memuaskan/satisfact
kebutuhan/needs tersedia (available), nasabah akan membeli obyek
tersebut. Jika tidak, kebutuhan nasabah tinggal mengendap dalam ingatannya.
Nasabah mungkin tidak berusaha untuk memperoleh informasi atau sangat aktif
mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan/produk.
3. Penilaian Alternatif
Model
terkini tentang proses evaluasi adalah orientasi kognitif, yaitu memandang
nasabah sebagai pembuat pertimbangan/adjustment mengenai produk
perbankan berlandaskan nalar yang sadar dan rasional.
4. Keputusan Membeli/Transaksi
Tahap
penilaian keputusan menyebabkan nasabah membentuk pilihan mereka yang tergabung
dalam perangkat pilihan/Top Rank. Keputusan pembelian juga dipengaruhi
oleh faktor situasional yang tidak terduka. Karena itu, pilihan pembelian bukan
merupakan indikator mutlak tentang prilaku pembelian.
5. Prilaku Pasca Pembelian
Setelah
membeli suatu produk, nasabah akan mengalami beberapa tingkat kepuasan (satisfaction)
atau ketidakpuasan/kecewa/hopeless. Tugas marketer tidak hanya menjual
produk, namun secara kontinu memberikan jasa pelayanan nasabah (customer
service) hingga periode waktu pasca/purna pembelian. Kepuasan/satisfaction
nasabah adalah sebuah fungsi fungsi dari jarak/vektor produk menurut harapan
konsumen dan pandangan prestasi/reward/award. Jika produk perbankan
tersebut dibawah tingkat yang diharapkan, nasabah merasa tidak puas.
Perlu
digarisbawahi bahwa tahapan ini tidak hanya bersifat berurutan/sequens,
tetapi juga dapat bersifat tidak berurutan/acak/random. Gambar 5
merupakan tahapan transaksi /pembelian suatu produk perbankan.
Penetapan harga merupakan suatu permasalahan
dalam meluncurkan/launching produk perbankan agar diminati oleh nasabah.
Prosedur menetapkan harga adalah sebagai berikut :
1. Memilih Tujuan Penetapan
Harga/Saldo Minimum
Strategi
penetapan harga sebagian besar ditentukan oleh keputusan sebelumnya/selective
retention dalam penempatan pasar. Bank dapat bertahan (survive)
sebagai tujuan jika mengalami over capacity, persaingan yang kompetitif,
atau perubahan keinginan (wants) nasabah. Bank menetapkan harga yang
memaksimalkan labanya jika memperkirakan bahwa permintaan dan biaya sehubungan
dengan berbagai pilihan/alternative harga dan memilih harga yang akan
menghasilkan laba, arus kas/cash flow, atau pengembalian investasi/revenue
yang optimal/maksimum. Bank menetapkan harga yang akan memaksimalkan pendapatan
dari penjualan produk. Maksimalisasi pendapatan hanya membutuhkan perkiraan
fungsi permintaan bank yang akan memaksimalkan pendapatan dari penjualan
produk. Maksimalisasi pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi permintaan
bank yang akan menetapkan harga minimum dangan maksud untuk memaksimalkan unit
penjualan produk perbankan, dengan mengasumsikan bahwa pasar sensitif terhadap
harga. Hal ini disebut sebagai Penetapan Harga Penetrasi Pasar.
2. Menentukan Permintaan
Setiap
harga yang dikenakan bank akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda
sehingga memberikan pengaruh yang berbeda pada tujuan pemasaran. 2 Cara untuk
memperkirakan permintaan . Pertama, mengasumsikan bahwa harga pesaing akan
konstan tanpa memperhatikan harga yang ditetapkan bank . Kedua, mengasumsikan
bahwa pesaing menetapkan harga yang berbeda untuk setiap harga yang dikenakan
bank dalam mengukur hubungan antara harga dan permintaan, marketer harus
mengendalikan atau membuka peluang adanya faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi permintaan. Jika bank meningkatkan biaya iklan, pada saat yang
sama akan menurunkan harga untuk menambah volume penjualan produk perbankan. Marketer
perlu mengetahui tingkat responsif (sensitivitas) permintaan terhadap perubahan
harga. Jika permintaan hampir tidak berubah (konstanta = 1) dengan adanya
perubahan kecil pada harga, dikatakan permintaan elastis. Jika permintaan
elastis, marketer akan mempertimbangkan/menyesuaikan untuk menurunkan
harga. Harga yang rendah, dengan asumsi bahwa volume penjualan produk tinggi
akan menghasilkan total pendapatan yang lebih besar.
3. Memperkirakan Biaya
Permintaan umumnya menetapkan batas
harga tertinggi yang dapat dikenakan bank atas produknya. Bank menetapkan batas
terendah untuk biaya. Hal ini dilakukan untuk tujuan efisiensi. Penetapan biaya
sasaran/target merupakan suatu perbaikan/revisi dari metode normal pengembangan
produk baru, perkiraan biaya, dan penentuan biaya. Sebaliknya, penetapan biaya
sasaran mengeluarkan biaya selama tahap perencanaan dan perancangan, bukan
untuk mengubah biaya setelah produk tersebut diperkenalkan.
4. Menganalisis Biaya, Harga, dan
Penawaran Pesaing
Jika
permintaan pasar menetapkan batas/price ceiling tertinggi dan biaya bank
menetapkan batas terendah untuk penetapan harga, maka biaya dan harga pesaing
serta peluang/kemungkinan reaksi harga membantu bank menetapkan harga yang akan
ditentukan. Bank butuh suatu standarisasi/patokan, yaitu nilai tukar/exchange
rate dan SBI untuk membandingkan biaya intern dengan biaya pesaing untuk
mengetahui apakah biaya dan produk perbankan lebih tinggi atau lebih rendah.
Jika bank mengetahui harga dan penawaran pesaing, ia dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam intern harga jika penawaran bank sama dengan penawaran
pesaing/kompetitor. Bank harus menetapkan harga mendekati harga pesaing atau
kehilangan penjualan produk. Bank harus menyadari bahwa pesaing dapat mengubah
harganya untuk menanggapi/merespon harga dari bank yang bersangkutan. Pada
dasarnya bank akan menggunakan harga untuk menempatkan penawaran produknya
dibandingkan dengan pesaingnya.
5. Memilih Metode Penetapan Harga
Bank
memberikan 3 solusi dalam masalah penetapan harga, yaitu : Pertama, penetapan
harga markup/suku bunga/rate sebagai standar laba. Kedua, penetapan harga
bedasarkan sasaran pengembalian, dengan menentukan harga yang akan menghasilkan
tingkat pengembalian (revenue) atas investasi yang diinginkan. Ketiga,
penempatan harga bedasarkan nilai yang diyakini sesuai dengan
pandangan/pemikiran penempatan suatu produk. Bank mengembangkan konsep produk
untuk pasar sasaran/target tertentu dengan mutu/kualitas dan harga yang telah
direncanakan.
6. Memilih Harga Akhir
Metode
penetapan harga (point 5) telah mempersempit/memfokuskan ruang lingkup/scoope
kisaran harga yang akan dipilih sebagai harga akhir (final price).
Kesimpulan
Kesimpulan dari topik pembahasan ini
adalah bahwa pengembangan ekonomi mikro yang bertujuan untuk
penghematan/efesiensi biaya. Penetapan harga yang didukung/follow up informasi
yang akurat, membuka peluang/memberikan harapan untuk meningkatkan kuantitas/volume
penjualan produk perbankan yang tentu saja meningkatkan pendapatan secara
optimal. Synergy antara penghematan biaya dan peningkatkan pendapatan
akan menghasilkan ekuilibrium /keseimbangan yang memberikan nilai tambah/added
value/non profit dalam pengambilan suatu keputusan. Perlu dijelaskan disini,
bahwa dampak positif dari pengembangan ekonomi mikro bersifat introvet ke dalam
internal bank. Hal ini dapat disebut sebagai kerahasiaan/confidental
bank.
Pembangunan citra/image
produk lebih dititik beratkan dalam bidang psikologi industri/perbankan dalam
menilai secara kualitas produk perbankan melalui preferensi
nasabah. Karakteristik produk perbankan harus memberikan daya tarik/pikat
terhadap nasabah. Jasa pelayanan nasabah (customer service) yang
bersifat berkesinambungan/kontinu akan meningkatkan kepuasan nasabah, sehingga
loyalitas dapat dipertahankan. Pembangunan image bersifat ekstrovet keluar, dan
harus disebarkan seluas-luasnya kepada nasabah dan masyarakat melalui promosi
dan iklan. 2 Indikator yang bersifat kuantitas dan kualitas dalam ruang lingkup
bank marketing menjadi faktor penentu untuk membangun image yang kuat
bagi suatu produk perbankan.
Nilah solusi terbaik untuk kebebasan finansial, menjadikan tahun Anda sukses dengan mengunjungi layanan pinjaman christian morgan dimana Anda bisa mendapatkan pinjaman untuk memulai bisnis impian Anda tanpa stres dan mendapatkan pinjaman Anda disetujui dalam satu minggu .. Apakah Anda mencari pinjaman? Atau pernahkah Anda ditolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk satu atau lebih alasan? Anda memiliki tempat yang tepat untuk solusi pinjaman Anda di sini! Kami memberikan pinjaman kepada perusahaan dan individu dengan tingkat bunga rendah dan terjangkau sebesar 2%. Silahkan hubungi kami melalui e-mail hari ini melalui christianmorganloanservices@gmail.com
BalasHapusDATA PEMOHON:
1) Nama Lengkap:
2) Negara:
3) Alamat:
4) Negara:
5) Jenis Kelamin:
6) Status Perkawinan:
7) Pekerjaan:
8) Nomor Telepon:
9) Posisi di tempat kerja:
10) Pendapatan bulanan:
11) Jumlah Pinjaman yang Dibutuhkan:
12) Durasi Pinjaman:
13) Pinjaman Bunga:
14) Agama:
15) Sudahkah anda melamar dulu;
16) tanggal lahir;
Terima kasih,
Ibu Christian
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut